Wednesday, March 20, 2013

Pertentangan-Pertentangn Sosial Dan Integrasi Masyarakat


Pertentangan-Pertentangn Sosial Dan Integrasi Masyarakat

Disusun Oleh :
Nur Hasanah
Margyna Agustianthy
Hartawan
LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam pertentangn-pertentangn social atau masyarakat terdapat cirri-ciri terjadinya yaitu:
1.      Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau bagian-bagian yang terlibat dalam konflik.
2.      Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah, nilai, sikap, maupun gagasan-gagasan.
3.      Terapatnya interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Konflik dapat terjadi pada lingkungan, dari yang paling keci sampai pada lingkup yang luas, yaitu:
1.      Pada taraf diri sendiri.
2.      Pada taraf kelompok.
3.      Pada taraf masyarakat.
Adapun cara-cara pemecahan konflik-konflik terseut adalah sebagai berikut:
1.      Elimination
2.      Subjugation atau domation
3.      Majority rule
4.      Minority concent
5.      Compromise (kompromi)
6.      Integration (integrasi)



PEMBAHASAN
PERTENTANGN-PERTENTANGN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT
     Konflik (pertentangan) mengandung satu pengertian tingkah laku yang luas dari apa yang biasa dibayangkan orang dengn mengatikannya sebagai pertentangan yang kasar dan seperti peperangan. Dasar konflik berbeda-beda, dalam hal ini terdapat tiga element dasar yang merupakan cirri-ciri dari situasi konflik, yaitu:
1.      Terdapatnya dua atau lebih unit atau bagian-bagian yang terlibat dalam konflik.
2.      Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan, tujuan, masalah, nilai, sikap maupun gagasan.
3.      Terdapat interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut.
     Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya yaitu satu misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi pada lingkungan yang paling kecil sampai pada lingkup yang luas  yaitu dari individu sampai masyarakat.
1.      Pada taraf didalam diri seorang, konflik menuju kepada adanya pertentangan, ketidak pastian atau emosi-emosi dan dorongan-dorongn yang antagonistic didalam diri seseorang.
2.      Pada taraf kelompok, konflik-konflik di timbulkan dari konflik-konflik dalam diri individu dan perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok, baik itu tujuan-tujuan nilai-nilai dan norma-norma serta motivasi dan minat-minat mereka untuk menjadi anggota kelompok.
3.      Pada taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan diantara nilai-nilai dan norma-norma kelompok yang bersangkutan itu berada. Perbedaan dalam tujuan, nilai, norma, serta minat yang disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sosial ekonomi didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang ada dalam kebudayaan-kebudayaan lain.
     Sanford mengatakan bahwa:’’ seseorang yang telah mempelajari cara-cara menanggulangi konflik didalam dirinya sendiri, adalah orang yang akan berkembang dengan lebih baik; dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah menghadapi konflik yang serius dalam dirinya sendiri.
     Upaya untuk memecahkan konflik selalu timbul selama berlangsungnya kehidupansuatu kelompok, namun terdapat perbeaan-perbedaan didalam sifat dan intensitas konflik pada berbagai tahap perkembangan kelompok. Pemecahan terhadap konflik-konflik yang besar tidak akan dapat terjadi sampai suatu kelompok telah berkembang menjadi satu titik dimana terdapat kesepakatan yang mendasar didalam kelompok terjadi dengan pasti. Didalam proses pembuatan keputusan, terletak metode-metode pengendaian konflik yang digunakan teradap semua atau setiap konflik.
Adapun  cara-cara memecakan konflikkonflik tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Elimination yaitu penguduran dii salah satu puak yang terlibat dalam konflik, yang diungkapkan dengan:
1.      Kami mengalah
2.      Kami mendongkol
3.      kami keluar
4.      kami membentuk kelompok kami sendiri
2.      subjugation atau domination, artina orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memksa orang atau pihak lain untuk menaatinya. Tentusaja ini bukan cara pemecahan yang memuaskan bagi pihak-pihak yang terlibat.
3.      Majority rule, artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting, akan menentuan keputusan tanpa mempertimbamgkan argumentasi. Pada akhirnya majority ini merupakan salah satu bentuk dari subjugation.
4.      Minority concent, artinya kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan, dan menerima keputusan serta sepakat melakukan kegiatan bersama.
5.      Compromise (kompromi), artinya kedua atau semua sub kelopok yang terlibat didalam konflik, berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah( halfway)
6.      Integration (integrasi), artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkn dan ditelaah kembali sampai kelompok mencari suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak. Integrasi merupakan cara pemecahan konflik yan paling dewasa (Albert Bandura 1969).
INTEGRASI (PENGGABUNGAN)
     Penduduk Indonesia menempati wilayah yang luas ini bukan hanya terikat oleh satu istem kebudayaan, tetapi banyak system kebudayaan, yaitu:
1.      System kebudayaan daerah
2.      System kebudayaan agama
3.      System kebudayaan nasional
4.      System kebudayaan asing seperti cina dan arab
     Keempat unsur tersebut merupakan unsur yang menjadi landasan atau corak masalah oleh masyarakat Indonesia yang majemuk. Dalam hal ini masalah besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia setelah mereka merdeka yaitu masalah integrasi antara masyarakat yang majemuk itu. Masyarakat majemuk itu tetap pada kemajemukan masing-masing. Mereka dapat hidup serasi, berdampingan, seperti tulisan yang terdapat dalam lambing Negara yaitu bineka tunggal ika.
Karena itu harus memperjelas dalam hubungan antara:
1.      Kebudayaan atau kekuatan nasional dengan kebudayaan suku bangsa/daerah.
2.      Kebudayaan suku-suku bangsa/daerah dengan kebudayaan suku-suku bangsa/daerah lain.
     Kuatnya integrasi akan menjadi salah satu ukuran timbul atau tidaknya pemberontakan-pemberontakan di daerah. Demikian pula dominasi kekuatan ditingakat nasional oleh salah satu suku bangsa akan menimbulkan konflik kekuatan antara suku-suku bangsa,. Dalam peristiwa pemberontakan permesta, suku jawa dimusuhi oleh orang minahasa, karena suku jawa dianggap mendominasi kekuatan nasiona.
Variable-variabel lain yang dapat menjadi penghambat dalam integrasi ialah:
1.      Klaim/tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya.
2.      Isu asli tidak asli
3.      Isu agama
4.      Prasangka dan ethnosentrisme.
    Dalam hal ini kemudan bahwa bangsa dan  udaya Indonesia pada hakekatnya satu. Kenyataan ada berbagai suku bangsa, ras dan corak-ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan buaya bangsa yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya bangsa sluruhnya, sehingga menjadi modal dasr bagi terwujudnya Integrsi social-integrasi nasional
     Integrasi social bermakna terwujudnya soldaritas social, rasa kerjasama antar hubungan masyarakat secara harmonis dalam kerjasama kelompok yang mempunyai sifat, sikap dan watak yang berbeda. Sedangkan integrasi nasional bermakna: solidaritas social dan kerjasama antar kelompok social harmonis tersebut, diarahkan dei kehapmonisan demi persatuan dan kesatuan nasional.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari penjelasan dan pembahasan diatas dapat kita ambil beberapa kesimpulan yaitu:
1.      Konflik yang terjadi bukan hanya dilangkungan yang paling kecil tapi juga dapat terjadi pada lingkungan yang luas yaitu masarakat.
2.      Pemecahan konflik-konflikdapat diselesaikan dengan beberapa cara yaitu: elimination, subjugation, majority rule, minority cocent, compromice. Tapi pemecahan konflik yang baik menggunakan metode integration.
Oleh karena itu integrasi merupakan alternative yang baik untuk modal tumbuhnya kebuayaan nasional.





No comments:

Post a Comment