Pertentangan-Pertentangn Sosial Dan Integrasi
Masyarakat
Disusun
Oleh :
Nur Hasanah
Margyna Agustianthy
Hartawan
LATAR BELAKANG
MASALAH
Dalam
pertentangn-pertentangn social atau masyarakat terdapat cirri-ciri terjadinya
yaitu:
1.
Terdapatnya dua atau lebih unit-unit
atau bagian-bagian yang terlibat dalam konflik.
2.
Unit-unit tersebut mempunyai
perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah, nilai, sikap,
maupun gagasan-gagasan.
3.
Terapatnya interaksi diantara
bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Konflik dapat
terjadi pada lingkungan, dari yang paling keci sampai pada lingkup yang luas,
yaitu:
1.
Pada
taraf diri sendiri.
2.
Pada
taraf kelompok.
3.
Pada
taraf masyarakat.
Adapun cara-cara
pemecahan konflik-konflik terseut adalah sebagai berikut:
1.
Elimination
2.
Subjugation
atau domation
3.
Majority
rule
4.
Minority
concent
5.
Compromise
(kompromi)
6.
Integration
(integrasi)
PEMBAHASAN
PERTENTANGN-PERTENTANGN
SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT
Konflik (pertentangan) mengandung satu
pengertian tingkah laku yang luas dari apa yang biasa dibayangkan orang dengn
mengatikannya sebagai pertentangan yang kasar dan seperti peperangan. Dasar
konflik berbeda-beda, dalam hal ini terdapat tiga element dasar yang merupakan
cirri-ciri dari situasi konflik, yaitu:
1.
Terdapatnya dua atau lebih unit atau
bagian-bagian yang terlibat dalam konflik.
2.
Unit-unit tersebut mempunyai
perbedaan-perbedan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan, tujuan, masalah,
nilai, sikap maupun gagasan.
3.
Terdapat interaksi diantara
bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut.
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang
dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya yaitu
satu misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi pada lingkungan
yang paling kecil sampai pada lingkup yang luas
yaitu dari individu sampai masyarakat.
1.
Pada taraf didalam diri seorang, konflik
menuju kepada adanya pertentangan, ketidak pastian atau emosi-emosi dan
dorongan-dorongn yang antagonistic didalam diri seseorang.
2.
Pada taraf kelompok, konflik-konflik di
timbulkan dari konflik-konflik dalam diri individu dan perbedaan-perbedaan pada
para anggota kelompok, baik itu tujuan-tujuan nilai-nilai dan norma-norma serta
motivasi dan minat-minat mereka untuk menjadi anggota kelompok.
3.
Pada taraf masyarakat, konflik juga
bersumber pada perbedaan diantara nilai-nilai dan norma-norma kelompok yang
bersangkutan itu berada. Perbedaan dalam tujuan, nilai, norma, serta minat yang
disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sosial ekonomi didalam
suatu kebudayaan tertentu dengan yang ada dalam kebudayaan-kebudayaan lain.
Sanford mengatakan bahwa:’’ seseorang yang
telah mempelajari cara-cara menanggulangi konflik didalam dirinya sendiri,
adalah orang yang akan berkembang dengan lebih baik; dibandingkan dengan mereka
yang tidak pernah menghadapi konflik yang serius dalam dirinya sendiri.
Upaya untuk memecahkan konflik selalu
timbul selama berlangsungnya kehidupansuatu kelompok, namun terdapat
perbeaan-perbedaan didalam sifat dan intensitas konflik pada berbagai tahap
perkembangan kelompok. Pemecahan terhadap konflik-konflik yang besar tidak akan
dapat terjadi sampai suatu kelompok telah berkembang menjadi satu titik dimana
terdapat kesepakatan yang mendasar didalam kelompok terjadi dengan pasti.
Didalam proses pembuatan keputusan, terletak metode-metode pengendaian konflik
yang digunakan teradap semua atau setiap konflik.
Adapun cara-cara memecakan konflikkonflik tersebut
adalah sebagai berikut:
1.
Elimination yaitu penguduran dii salah
satu puak yang terlibat dalam konflik, yang diungkapkan dengan:
1.
Kami
mengalah
2.
Kami
mendongkol
3.
kami
keluar
4.
kami
membentuk kelompok kami sendiri
2.
subjugation atau domination, artina
orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memksa orang atau pihak
lain untuk menaatinya. Tentusaja ini bukan cara pemecahan yang memuaskan bagi
pihak-pihak yang terlibat.
3.
Majority rule, artinya suara terbanyak
yang ditentukan dengan voting, akan menentuan keputusan tanpa mempertimbamgkan
argumentasi. Pada akhirnya majority ini merupakan salah satu bentuk dari
subjugation.
4.
Minority concent, artinya kelompok
mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan, dan
menerima keputusan serta sepakat melakukan kegiatan bersama.
5.
Compromise (kompromi), artinya kedua
atau semua sub kelopok yang terlibat didalam konflik, berusaha mencari dan
mendapatkan jalan tengah( halfway)
6.
Integration (integrasi), artinya
pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkn dan ditelaah
kembali sampai kelompok mencari suatu keputusan yang memuaskan bagi semua
pihak. Integrasi merupakan cara pemecahan konflik yan paling dewasa (Albert
Bandura 1969).
INTEGRASI
(PENGGABUNGAN)
Penduduk Indonesia menempati wilayah yang
luas ini bukan hanya terikat oleh satu istem kebudayaan, tetapi banyak system
kebudayaan, yaitu:
1.
System
kebudayaan daerah
2.
System
kebudayaan agama
3.
System
kebudayaan nasional
4.
System
kebudayaan asing seperti cina dan arab
Keempat unsur tersebut merupakan unsur yang menjadi landasan atau corak
masalah oleh masyarakat Indonesia
yang majemuk. Dalam hal ini masalah besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia
setelah mereka merdeka yaitu masalah integrasi antara masyarakat yang majemuk
itu. Masyarakat majemuk itu tetap pada kemajemukan masing-masing. Mereka dapat
hidup serasi, berdampingan, seperti tulisan yang terdapat dalam lambing Negara
yaitu bineka tunggal ika.
Karena itu harus
memperjelas dalam hubungan antara:
1.
Kebudayaan atau kekuatan nasional dengan
kebudayaan suku bangsa/daerah.
2.
Kebudayaan suku-suku bangsa/daerah
dengan kebudayaan suku-suku bangsa/daerah lain.
Kuatnya integrasi akan menjadi salah satu
ukuran timbul atau tidaknya pemberontakan-pemberontakan di daerah. Demikian
pula dominasi kekuatan ditingakat nasional oleh salah satu suku bangsa akan
menimbulkan konflik kekuatan antara suku-suku bangsa,. Dalam peristiwa
pemberontakan permesta, suku jawa dimusuhi oleh orang minahasa, karena suku
jawa dianggap mendominasi kekuatan nasiona.
Variable-variabel
lain yang dapat menjadi penghambat dalam integrasi ialah:
1.
Klaim/tuntutan penguasaan atas
wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya.
2.
Isu
asli tidak asli
3.
Isu
agama
4.
Prasangka
dan ethnosentrisme.
Dalam hal ini kemudan bahwa bangsa dan udaya Indonesia pada hakekatnya satu.
Kenyataan ada berbagai suku bangsa, ras dan corak-ragam budaya yang ada
menggambarkan kekayaan buaya bangsa yang menjadi modal dan landasan
pengembangan budaya bangsa sluruhnya, sehingga menjadi modal dasr bagi
terwujudnya Integrsi social-integrasi nasional
Integrasi social bermakna terwujudnya
soldaritas social, rasa kerjasama antar hubungan masyarakat secara harmonis
dalam kerjasama kelompok yang mempunyai sifat, sikap dan watak yang berbeda.
Sedangkan integrasi nasional bermakna: solidaritas social dan kerjasama antar
kelompok social harmonis tersebut, diarahkan dei kehapmonisan demi persatuan
dan kesatuan nasional.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari penjelasan
dan pembahasan diatas dapat kita ambil beberapa kesimpulan yaitu:
1.
Konflik yang terjadi bukan hanya
dilangkungan yang paling kecil tapi juga dapat terjadi pada lingkungan yang
luas yaitu masarakat.
2.
Pemecahan konflik-konflikdapat
diselesaikan dengan beberapa cara yaitu: elimination, subjugation, majority
rule, minority cocent, compromice. Tapi pemecahan konflik yang baik menggunakan
metode integration.
Oleh karena itu
integrasi merupakan alternative yang baik untuk modal tumbuhnya kebuayaan
nasional.
No comments:
Post a Comment