Friday, March 29, 2013

MANAJEMEN KEUANGAN KELUARGA I


Nama                  : Saiful Amiq
NIM/ Smt             : 07.1202.0021/ IV
Mata Kuliah        : Manajemen Kuangan
Dosen Pembina   : M. Iswadi M.S.I

MANAJEMEN KEUANGAN KELUARGA

Banyak orang beranggapan bahwa Manajemen keuangan keluarga merupakan salah satu bidang yang rumit. Sebenarnya manajemen keuangan keluarga tidaklah rumit seperti yang dibayangkan banyak orang, khususnya ibu-ibu yang sering di daulat sebagai manajer keuangan keluarga. Untuk menjadi manajer keuangan keluarga yang cerdas dan bijak, tidaklah harus menjadi seorang ahli keuangan.
Manajemen keuangan keluarga memang membutuhkan pengetahuan dan kearifan dalam menjalankannya. Kebanyakan orang yang merasa terintimidasi dengan masalah ini, malah mengabaikannya. Persoalaan ini harusnya menjadi prioritas keluarga karena banyak sekali masalah timbul karena kurang bijaknya manajer keuangan keluarga dalam mengelola dan mengatur keuangannya. Sebagai seorang manajer keuangan keluarga, ada beberapa aspek yang perlu ditangani yaitu:
O  Membuat dan meninjau secara perisodik prioritas keuangan keluarga.
O  Mengelola pendapatan yang terbatas secara bijak.
O  Menghitung kebutuhan proteksi serta menginvestasikan dana dalam bentuk investasi yang sesuai.
O  Menentukan sebuah rencana pensiun.
O  Mempersiapkan dana pendidikan untuk anak-anak.
O  Belanja dengan bijak.
O  Mengajarkan anak-anak mengenai keuangan.
Ini merupakan hal-hal dasar yang sebaiknya dipikirkan dan direncanakan oleh keluarga melalui seorang manajer keuangan keluarga, bisa ibu atau bapak atau keduanya. Keuangan keluarga pasti akan dihadapi dengan berbagai hambatan baik kecil maupun besar. Bisa jadi hambatan ini mengakibatkan krisis keuangan. Cobalah untuk merencanakan bagaimana keluar dari masalah dan dapat terus menjalani kehidupan keluarga secara sejahtera.

Tiga Langkah yang Dibutuhkan
Untuk dapat menjalankan roda kehidupan keluarga secara bijak, pentingnya bagi sebuah keluarga untuk menjalankan tiga langkah berikut ini: pertama adalah mengidentifikasi dan menetapkan prioritas keuangan keluarga. Kedua, memikirkan dan mengembangkan sebuah rencana pencapaian dan ketiga mengembangkan prosedur pelaksanaan perencanaan yang telah dibuat.

1.      Mengidentifikasi dan Menetapkan Prioritas Keuangan
Menentukan prioritas keuangan secara spesifik merupakan langkah awal dalam sebuah menajemen keuangan keluarga. Menentukan prioritas keuangan keluarga yang sesuai dengan keinginan masing-masing anggota keluarga membutuhkan perbincangan yang dalam. Dibutuhkan keterbukaan serta kesepakatan anggota keluarga khususnya ibu dan bapak yang akan membawa atau memimpin keluarga.
Tujuan keuangan keluarga harus dinyatakan dalam nilai yang terukur serta jangka waktu pencapaiannya. Misalkan, seseorang meneginginkan untuk dapat hidup berkecukupan di masa tua nanti. Itu merupakan tujuan tapi belum spesifik masih dibutuhkan suatu nilai yang dapat dituju dimasa depan, misalkan saja seseorang membutuhkan dana Rp.1 milyar untuk dapat hidup layak di masa tua nanti. Jadi tujuan keuangan yang benar adalah pensiun di usia 55 tahun dengan dana yang harus dimiliki adalah 1 milyar rupiah.
Satu hal yang juga penting dalam menentukan tujuan keuangan keluarga adalah realistik. Jangan, menentukan tujuan keuangan yang tidak realistik dengan keadaan keuangan sekarang. Jadi hal ini bukanlah sebuah impian yang tidak mungkin dicapai seperti halnya kodok merindukan bulan. Tapi merupakan tujuan yang secara sadar dapat di capai melalui pelaksanaan yang berkesinambungan. Mengapa hal ini sangat penting, karena tujuan keuangan merupakan pondasi sebuah perencanaan keuangan keluarga. Menentukan tujuan keuangan diluar kemampuan malah akan menjadi bumerang dimasa depan. Hal ini dapat saja membuat orang tersebut malah tidak melakukan perencanaan sama sekali.

2.      Memikirkan dan Mengembangkan Sebuah Rencana Pencapaian
Saat seseorang telah menetapkan prioritas tujuan keuangan keluarga, maka ia memerlukan sebuah stratetgi atau perencanaan yang harus dilakukan agar prioritas tersebut tercapai. Karena kondisi dan situasi keuangan setiap keluarga berbeda, maka berikut ini akan di uraikan gambaran umum seputar hal-hal yang sebaikanya dialakukan dalam melihat strategi atau perencanaan keuangan keluarga.
a.       Diperlukan sebuah anggaran belanja. Penganggaran merupakan salah satu bagian terpenting dalam mengelola keuangan keluarga. Dengan anggaran belanja akan membantu untuk mengenali kemungkinan masalah-masalah yang akan timbul dalam pola pengeluaran. Dengan begitu, dapat dicari cara-cara mengatasi masalah tersebut.
b.       Miliki sebuah perencanaan menabung. Selama ini kita mengenal pola menabung hanya dari sisa belanja bulanan. Itu merupakan cara yang sangat kuno dan tidak efektif. Sekarang alokasi menabung itu harus masuk sebagai pengeluaran rutin yang harus didahulukan. Karena kalau menunggu sisa, seringkali tidak ada sisanya di akhir bulan.
c.       Bijak mengambil hutang. Paling tidak ada tiga (3) petunjuk dasar yang di butuhkan dalam mempertimbangkan pinjaman yang akan di ambil. Pertama, Jangan pernah meminjam lebih besar dari kemampuan keuangan. Kedua, Jangan pernah meminjam untuk kebutuhan barang-barang mewah, seperti mobil mewah, perhiasan, bila dengan hal itu tidak dapat meminjam untuk kebutuhan keluarga seperti, pinjaman kredit rumah atau pinjaman pribadi untuk biaya sekolah anak. Ketiga, harus di Pastikan bahwa masih menyisakan kapasitas dalam meminjam untuk kebutuhan-kebutuhan yang tidak terduga.
d.      Alokasikan dana untuk mencapai prioritas tujuan keuangan yang dimiliki. Setiap keluarga pasti memiliki tujuan yang berbeda. Berdasarkan prioirtas tujuan tersebut alokasikan dana untuk menacapinya. Contoh dari tujuan keuangan keluarga seperti menyiapkan dnaa pendidikan anak, masa pensiun dan lain-lain.

3.      Mengembangkan Prosedur Pelaksanaan Perencanaan
Bekerja sebagai sebuah tim (keluarga) dalam menajeman keuangan keluarga dapat mengurangi atau menangkis sumber permasalahan dan kesalahpahaman. Walaupun penetapan tujuan serta pengembangan perencanaan telah dilakukan, kita harus memutuskan siapa yang melaksanakan rencana atau apa yang menjadi prosedur pelaksaan perencanaan yang telah disepakati bersama.
Dalam sebuah keluarga mungkin antara suami-istri bisa membagi tanggung jawab. Misalkan keduanya bekerja (suami dan istri), dapat dibagi siapa yang bertanggung jawab terhadap tagihan-tagihan yang ada. Misalkan, istri lebih memprioritaskan untuk memenuhi anggaran belanja bulanan. Sedangkan suami bertanggung jawab untuk biaya listrik, telp, tabungan pendidikan, pensiun dan lain-lain.
Bila hanya suami atau istri yang bekerja, maka suami-istri tersebut haruslah membicarakan tugas serta tanggung jawab masing-masing. Mungkin sebagai suami karena bekerja yang berusaha memenuhi semua kebutuhan keluarga. Sedangkan istri yang tinggal di rumah bertanggung jawab dalam hal rumah tangga, mulai dari persoalan belanja regular bulanan sampai alokasi tabungan (dari pendapatan suami) untuk berbagai macam tujuan keuangan keluarga yang dimiliki. Dalam hal ini istri harusnya seperti manejer dalam sebuah perusahaan.
Dengan membagi tanggung jawab bersama, suami tidak lagi merasa lebih dibandingkan istri. Karena kedua individu dalam keluarga tersebut memiliki tanggung jawab masing-masing. Untuk itulah keterbukaan dan diskusi mengenai keuangan menjadi sangat dibutuhkan.
Yang terpenting dalam hal ini adalah kesepakatan bersama. Maka prosedur pelaksanaan yang ditentukan adalah yang memang sesuai dengan kondisi keluarga.

2 comments:

  1. Thanks infonya, menarik banget. Oiya, ngomongin keuangan keluarga, ada tips cerdas juga nih yang perlu dilakukan bareng pasangan untuk mengindari masalah finansial di kemudian hari. Cek di sini ya man teman: Tips atur keuangan dengan pasangan agar tak jadi konflik

    ReplyDelete