Saturday, November 7, 2020

KHUTBAH JUM'AT KEWAJIBAN MENDIDIK ANAK

 Kewajiban Mendidik Anak


إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُاَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا,يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ, أَمّا بَعْدُ

Ma’asyiral-Muslimin sidang  jum’at rahimakumullah,

Pertama-tama Saya berwasiat kepada dirisaya pribadi dan juga kepada jamaah sekalian, Marilah kita selalu memelihara ketaqwaan kepada Allah Ta’ala, dengan jalan melaksanakan perintahnya dan menjauhi segala larangannya, serta senantiasa berusaha meningkatkan ketaqwaan kepada Allah. Dan marilah kita senantiasa bersyukur atas segala karunia dan pertolongan Allah sehingga kita mampu melaksanakan ibadah sholat jum’at dimasjid yang InsyaAllah penuh berkah.

Ma’asyiral-Muslimin sidang  jum’at rahimakumullah,

Anak merupakan amanah dari Allah SWT yang harus mendapatkan perhatian dari orang tuan secara serius, terutama dalam hal pendidikan mereka, agar kelak menjadi anak shaleh dan shalehah.Marilah kita tanamkan nilai-nilai agama dan budi pekerti yang luhur sedini mungkin agar mereka menjadi generasi yang berkualitas dan berakhlak mulia yang sanggup mengatasi tantangan kehidupan dizamannya, karena mereka akan hidup disuatu zaman yang berbeda dengan zaman kita.

Ma’asyiral-Muslimin sidang  jum’at rahimakumullah

Saat ini kita perlu merasa perihatin dengan munculnya berbagai kasus yang menimpa generasi muda ditanah air kita, dimana pada usia yang masih belia, bahkan masih dalam kategori anak-anak, telah terjadi perilaku-perilaku yang tidak lagi bisa dikatagorikan sebagai bentuk “kenakalan” pada umumnya, melainkan sudah menjerumus pada prilaku kriminal. Padahal kita tahu bahwa mereka adalah generasi yang akan meneruskan perjuangan kita; generasi yang akan menjadi bagian dari tanah air Indonesia di massa yang datang.

Marilah kita kembali kepada konsep ajaran agama Islam yang memandang anak sebagai amanah atau titipan Allah yang harus dijaga dan diperhatikan dengan sungguh-sungguh, khususnya dalam hal pendidikan dan juga mengenai hal yang lainnya. Memang di zaman sekarang tantangan yang dihadapi begitu besar dan berat. Banyak godaan datang silih berganti dan jika lengah sedikit saja bisa jadi langsung termakan oleh godaan tersebut.

Ma’asyiral-Muslimin sidang  jum’at rahimakumullah

Dalam kaitannya dengan pendidikan anak-anak atau putra-putri Islam, para ulama menyatakan bahwa kewajiban pertama kali bagi setaip orang tua adalah menanamkan akidah dan tauhid. Maka langkah pertama kali bagi orang tua yang merupakan kewajibannya sebagai adalah menegenalkan mereka kepada Allah SWT, sebagai Tuhannya, serta mengajarkan mereka tentang nilai-nilai ketuhanan.

Dan juga pendidikan yang harus sejak dini di tanamkan kepada anak adalah kesadaran akan kewajiban kepada Allah Swt.

Rasulullah SAW bersabda:

مُرُوْا أوْلَادَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ وَأضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ. رواه الحَاكِمْ

Artinya: “Suruhlah anak-anakmu untuk mengerjakan shalat jika mereka sudah berusia tujuh tahun. Dan jiak mereka sudah berusia sepuluh tahun, maka pukullah (dengan pukulan yang tidak membahayakn) jika tidak mau melaksanakannya. Kemudian pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR al-Hakim)

Ma’asyiral-Muslimin sidang  jum’at rahimakumullah

Memeperhatikan hadits tersebut di atas jelaslah bagi kita tentang tanggung jawab orang tua terhadap anaknya yaitu mengenai kewajiban-kewajiban anak. Ketika anak-anak telah mencapai usia tujuh tahun, di mana anak-anak sudah memasuki usia tamyiz (sudah berakal atau dapat berfikir) orang tua sudah harus memerintahkan anak melaksanakan kewajiban kepada Allah SWT, yaitu shalat. Berarti pula bahwa sebelum menginjak usia tersebut kita sebagai orang tua dituntut untuk mengajarkan segala hal yang berkaitan dengan kewajiaban sholat, separti tata cara berwudlu, mengenai najis dan hadats, dan lain sebagainya.

Hal yang tak kalah pentingnya dalam pendidikan anak, adalah keteladanan yang baik dari orang tua dan lingkungan sekitarnya, mengingat kondisi anak-anak yang cenderung ingin meniru setiap perilaku yang terlihat di dalam lingkungannya. Sementara ia belum mengerti tentang baik dan buruk, belum memahami bahaya yang akan menjerumuskan ke dalam jurang kenistaan. Maka perhatian orang tua, sebagai orang yang paling dekat dengan anak-anak haruslah selalu memperhatikan aspek norma sosial dan norma agama.

Ma’asyiral-Muslimin sidang  jum’at rahimakumullah

Memperhatikan sekilas gambaran diatas, sebagai orang tua, kita harus sadar bahwa betapa besar tanggung jawab kita dalam mengemban amanah yang berupaanak tersebut. Maka sangat disayangkan jika terjadi salah asuh, sehingga tumbuh menjadi generasi yang bukan lagi harapan, namun malah menjadi beban.Yang justeru menjerumuskan orang tuanya kedalam neraka. Padahal Allah memerintahkan kepada kita untuk meyelamatkan diri kita dan keluarga kita dari api neraka, sebagaimana firman Allah :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Terjemahnya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (at-Tahrîm/66:6)

Ma’asyiral-Muslimin sidang  jum’at rahimakumullah

Lantas bagaimana jika orangtua tidak mampu mengajarkan dan mendidik agama terhadap ana-anaknya? Padahal anak adalah amanah yang akan dipertanggungjawabkan kelak dihadapan Allah. Sudah barang tentu kita akan di azab karena tidak mampu memertanggungjawabkan dengan baik amanah yang telah diberikan kepada kita.

Maka dari itu jika kita sebagai orang tua tidak mampu mendidik sendiri perihal masalah agama terhadap anak-anak kita, hendaklah kita sebagai orang tua menitipkan kesekolah atau menyekolahkan kesekolah-sekolah yang menjajarkan agama seperti pesantren, sekolah islam atau madrasah.

Seperti madrasah ibtidaiyah Roudhotul Ulum yang telah kita miliki, yang bertujuan untuk memdidik anak-anak tidak hanya cerdas tentang ilmu-ilmu umum tetapi juga paham terhadap ilmu-ilmu agama sehingga kelak menjadi anak yang sholeh-sholehah.

Karena Pendidikan pada madrasah selain anak-anak diajarkan ilmu-ilmu umum sebagaimana sekolah pada umumnya, juga diajarkan ilmu agama seperti aqidah dan ketauhidan, akhlaq atau adap dan etika, fiqih yakni tata cara pelaksanaan ibadah dan lain sebagianya. Sehingga isyaAllah akan meringankan pertanggungjawaban orangtua dihadapan Allah SWT dalam mempertanggungjawabkan amanah berupa anak yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada kita.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قاَلَ: اِذَامَاتَ اْلاِنْسَانُ اِنْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ اِلاَّ مَنْ ثَلاَثٍ اِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ اَوْوَلَدٍ صَاِلحٍ يَدْعُوْلَهُ. رواه مسلم

Artinya: Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW Bersabda: “Ketika anak adam meninggal, maka terputuslah pahala amalnya kecuali tiga hal, yakni sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakan kepadanya.” (HR Muslim).

Semoga Allah SWT menganugerahi kita keturunan dan generasi yang sholeh dan sholehah, serta menganugerahkan rahmat dan petunjukNya kepada kita untuk dapat mencapai kedamaian, dan kebahagiaan hidup baik didunia maupun di akhirat. Amin ya Rabbal ‘Alamin

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ