Friday, December 21, 2012

Makalah Makro Ekonomi : Gross National Product (GNP)


Gross National Product (GNP)
I.                   Pendahuluan
Sama halnya dengan ilmu empiris lainnya, ilmu ekonomi memusatkan perhatiannya kepada konsep-konsep yang benar-benar dapat dihitung atau diukur; yakni berbagai hal seperti harga gandum, harga saham, suku bunga, jumlah pengangguran, output nasional, atau tingkat harga. Pada makalah ini akan membahas pada salah satu perangkat konseptual yang paling penting dalam ilmu ekonomi, yakni perhitungan pendapatan dan produk nasional.
Perhitungan pendapatan nasional akan memberikan kepada perkiraan GNP secara teratur, yakni pengukuran dasar dari kinerja perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa. Dalam makalah ini pula, pemakalah juga akan membahas GNP dalam perspektif Islam. Dimana ekonomi Islam sekarang bukan hadir sebagai reaksi atas dominasi kapitalisme maupun sosialisme ketika itu. Ekonomi Islam hadir sebagai bagian dari totalitas kesempurnaan itu sendiri.
Dari latar belakang di atas, pemakalah mengambil kesimpulan yang telah dirumuskan dalam beberapa rumusan masalah yang akan membahas, yaitu pertama; produk nasional bruto dan produk nasional bersih, kedua; perbedaan antara GNP nyata dan GNP nasional, ketiga; penguk.uran GNP, keempat; GNP dan pendapatan personal yang dapat dibelanjakan, kelima; dari GNP ke kesejahteraan ekonomi Neto (NEW), dan keenam; GNP dalam perspektif Islam.
Dalam sistematika penulisan ini pemakalah telah memaparkan bahwa dapat dijealaskan penulisan ini didahulukan dengan pendahuluan, pembahasan, kesimpulan dan daftar pustaka.
II.                Produk Nasional Bruto dan Produk Nasional Bersih
Kalkulasi Produk Nasional Bruto
GNP[1] adalah nilai dari semua barang dan jasa yang diproduksi oleh factor-faktor produksi dalam negeri dalam satu periode waktu tertentu. Mencakup nilai barang-barang yang diproduksi seperti rumah dan minuman keras, dan nilai dari beberapa jasa, seperrti jasa perantara dan kuliah dosen ekonomi. Output dari masing-masing barang dan jasa ini berdasarkan harga pasarnya dan nilai-nilai itu dijumlahkan sebagai nilai dari GNP. Perhitungan GNP untuk ekonomi Amerika Serikat sejak tahun 1929 tersedia secara sistematis. Terdapat sejumlah perkiraan untuk tahun-tahun sebelumnya.
Barang-barang Jadi dan Nilai Tambah  
GNP adalah nilai barang jadi dan jasa yang diproduksi. Penekanan terhadap barang jadi dan jasa ini semata-mata adalah untuk memastikan bahwa kita tidak membuat perhitungan ganda. Misalnya, kita tidak akan memasukkan seluruh harga dari sebuah mobil ke dalam perhitungan GNP sembari tetap mencakupkan nilai dari semua ban yang dijual kepada produsen mobil sebagai bagian dari GNP. Komponen-komponen mobil itu dijual kepada industri mobil disebut barang-barang antara atau intermediate goods, dan nilainya tidak dimasukkan ke dalam GNP.
Dalam prakteknya, perhitungan ganda dapat dihindari dengan menerapkan prinsip nilai tambah. Pada setiap tahap dari pembuatan suatu barang, hanya nilai tambah terhadap barang atau pada tahap pembuatannya yang dihitung sebagai bagian dari GNP. Nilai gandum yang diproduksi oleh para  petani dihitung sebagai bagian dari GNP. Jadi nilai tepung yang dijual oleh pabrik penggilingan tepung dikurangi biaya gandum merupakan nilai tambah oleh kilang tepung. Bila kita ikuti proses ini seterusnya, kita akan melihat bahwa juklah nilai tambah pada setiap tahap prosesing akan sama dengan nilai akhir roti yang dijual.[2]
Ouput Masa Kini
GNP terdiri dari nilai output yang diproduksi sekarang ini. Dengan demikian, ia tidak meliputi transaksi-transaksi dari komoditi yang sudah ada, seperti barang antik atau rumah-rumah yang telah dibangun. Kita menghitung konstrusi rumah baru sebagai bagian dari GNP, tetapi kita tidak menambahkan nilai dari penjualan rumah-rumah bekas. Akn tetapi, kita tetap menghitung nilai dari upah makelar dalam penjualan rumah yang ada sebagai bagian dari GNP. Makelar tersebut memberikan jasa saat ini untuk mempertemukan pembeli dan penjual, dan hal itu patut menjadi bagian dari output masa kini.
Harga Pasar
GNP menilai barang pada harga pasar. Harga pasar dari banyak barang mencakup pajak tidak langsung, seperto pajak penjualan dan cukai, sehingga harga pasar tidak sama dengan harga yang diterima penjual barang itu. Harga dikurangi pajak tidak langsung merupakan biaya factor produksi yang merupakan jumlah yang diterima oleh factor produksi yang membuat barang tersebut. GNP dinilai pada harga pasar dan bukan pada biaya factor produksi. Hal ini dianggap penting karena kita menghubungkan GNP dengan pendapatan yang diterima oleh factor produksi.[3]
Penilaian pada harga pasar merupakan prinsip yang tidak diterapkan secara seragam, karena ada beberapa komponen dari GNP yang sulit untuk dinilai. Tidaka ada cara yang tepat dalam menilai jasa-jasa pembantu, ibu rumah tangga, atau pemangkas rambut yang berusaha sendiri atau jasa polosi atau birokrasi Negara. Beberapa dari kegiatan ini dibuang begitu saja dari GNP yang dinilai pada saat ini, seperti misalnya jasa pembantu dan ibu rumah tangga. Pelayanan pemerintah dinilai atas biaya yang dikeluarkan, dengan demikian gaji pegawai negeri diambil untuk mewakili kontribusi pada GNP. Tidak ada satu prinsip yang seragam alam memecahkan masalah ini, tetapi ada sejumlah konvensi yang umum digunakan.
GNP dan Produk Domestik Bruto
Terdapat perbedaan antara GNP dengan produk domestic Bruto atau GDP atau nilai barang jadi yang diproduksi di dalam negeri. Apakah perbedaan dari GNP dan GDP? Sebagian dari nilai GNP diperoleh dari luar negeri. Misalnya, pendapatan dari seseorang warga Negara AS yang bekerja di Jepang adalah bagian dari GDP Amerika, karena pendapatan itu tidak dihasilkan di Amerika. Di pihak lain, keuntungan yang di dapat oleh Honda dari produksi pabriknya di Amerika Serikat adalah bagian dari GNP Jepang dan bukan GNP Amerika. Tetapi ia merupakan bagian dari GDP Amerika karena keuntungan itu diperoleh di AS.
Ketika GNP lebih besar dari GDP, penduduk suatu Negara misalnya AS, akan mendapatkan penghasilan yang lebih besar di negeri misalnya Jepang, ketimbang penghasilan orang Jepang di AS. Di AS pada decade belakangan ini, GNP telah melampaui GDP sebesar 2 persen dari GNP, yang berarti bahwa perusahaan dan penduduk Amerika yang memiliki pabrik atau bekerja di luar negeri memperoleh pengahsilan yang lebih banyak di Negara asing daripada perusahaan dan ornag-orang asing di Amerika Serikat. Betapa  pun, setelah tahun 1988, penghasilan orang-orang asing di Amerika adalah lebih besar daripada penghasilan orang-orang Amerika di luar negeri. Perubahan ini teradi karena adanya deficit neraca pembayaran Amerika yang sudah mulai terjadi sejak dasawarsa 1980-an, dan ini tidak akan berbalik kecuali kalau Amerika mulai mendapatkan surplus dalam perdagangannya sekarang ini.
III.             Perbedaan Antara GNP Nyata dan GNP Nasional
GNP nominal mengukur nilai output dalam suatu jangka waktu tertentu menurut harga pasar pada periode waktu tersebut, atau kadang-kadang menurut nilai dolar saat itu.[4] Dengan demikian, GNP nasional pada tahun 1990 mengukur nilai dari barang-barang yang diproduksi selama tahun 1990 dan harga pasar yang berlaku pada tahun 1990, dan GNP nominal tahun 1976 mengukur nilai barang-barang yang diproduksi dalam tahun 1976 berdasarkan harga pasar yang berlaku pada tahun 1976.
GNP nominal berubah dari tahun ke tahun karena dua alasan. Penyebab pertama adalah berubahnya output fisik dari barang-barang, sedangkan yang kedua adalah berubahnya harga pasar. Sebagai contoh yang ekstrim yang tidak realistis, anda dapat membayangkan perekonomian yang memproduksi output yang persis sama dalam dua tahun di mana semua harga mengalami kenaikan dua kali lipat. GNP nominal dalam tahun kedua akan menjadi dua kali lebih besar dari GNP nominal tahun pertama, walaupun output fisik dari perekonomian tidak mengalami perubahan sama sekali. GNP nyata mengukur perubahan-perubahan output fisik di dalam perekonomian antara jangka waktu yang berbeda dengan menilai barang yang diproduksi dalam dua periode itu berdasarkan harga yang sama, atau pada nilai dolar yang konstan. Pada waktu ini, GNP nyata di Amerika Serikat dalam perhitungan pendapatan nasional diukur berdasarkan harga konstan tahun 1982. It berarti bahwa dalam menghitunh GNP nyata, output fisik pada hari ini dikaitkan pada harga-harga yang berlaku pada tahun 1982 dalam rangka memperoleh ukuran mengenai seberapa besarnya output hari ini seandainya ia dijual menurut harga konstan tahun 1982.[5]
IV.              Pengukuran GNP
Bagaimana sesungguhnya para ekonom mengukur GNP? Salah satu kejutan besar adalah bahwa kita dapat mengukur GNP dalam dua cara yang masing-masing berdiri sendiri. Untuk menunjukkan perbedaan cara GNP, mari kita bayangkan sebuah dunia khayalan di mana tidak ada pemerintahan, sector perdagangan luar negeri mauoun investasi. Saat ini, perekonomian mini kita hanya mengahsilkan barnag-barang konsumsi, yakni produk-produk yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Pendekatan Arus Barang. Setiap tahun masyarakat mengkonsumsi berbagai macam barang akhir dan jasa akhir, seperti jeruk, beras, pengobatan dokter, dan pangkas rambut. Di sini hanya dimasukkan barang akhir, yaitu barang-barang yang terutama dibeli dan digunakan oleh konsumen. Kita menggunakan penghasilan kita untuk membeli barang-barang konsumsi ini.
Dengan demikian dalam perekonomian sederhana, dengan mudah kita dapat menghitung pendapatan nasional atau produk nasional dengan cara menjumlahkan arus barang dan jasa akhir per tahunnya. Sederhana saja: (harga jeruk x jumlah jeruk) ditambah (harga beras x jumlah beras) ditambah… dan seterusnya. Maka produk nasional bruto dirumuskan sebagai jumlah sekuruh nilai uang dari arus barang akjir yang dihasilkan oleh suatu Negara.[6]
Pendekatan Arus Penghasilan Biaya. Metode kedua yang sepadan untuk menghitung GNP adalah pendekatan arus penghasilan atau biaya. Disepanjang garis melingkar bagian bawah mengalir semua biaya untuk melakukan kegiatan usaha. Biaya-biaya ini mencakup upah yang dibayarkan kepada buruh, sewa tanah, keuntungan dari barang dan modal, dll. Tetapi biaya-biaya kegiatan usaha ini juga merupakan penghasilan yang diterima rumah tangga dari perusahaan. Dengan pengukuran arus penghasilan atau pendapatan ini secara tahunan, ahli statistic akan mendapatkan nilai GNP.[7]
Kesepadanan dan Pendekatan. Sampai saat ini kita telah menghitung GNP dengan cara pendekatan arus barang dan pendekatan arus penghasilan atau biaya. Cara pendekatan mana yang memberikan angka lebih besar? Jawabannya adalah: keduanya mengahsilkan angka yang benar-benar sama.
Jawaban ini bisa kita jelaskan dengan mengambil contoh sederhana, yaitu perekonomian yang terdiri dari para pemangkas rambut. Misalkan saja mereka tidak dibebani dengan biaya apa pun selain biaya tenaga kerja. Bila mereka menjual jasa pangkas ranbut untuk 10 orang dengan tariff per orang Rp. 6000,00, maka GNP adalah Rp. 60.000,00. Namun penghasilan mereka, apakah berupa upah atau keuntungan, juga sejumlah Rp. 60.000,00. Dengan demikian, nilai GNP adalah benar-benar sama, apakah diukur dari putaran atas arus jasa (Rp. 60.000,00 pangkas rambut) atau putaran bawah arus biaya dan penghasilan (Rp. 60.000,00 upah dan keuntungan).
Sebetulnya kedua cara pendekatan tersebut mengahsilkan angka yang sama karena kita telah memasukkan unsur “keuntungan” pada penghasilan atau biaya, bersamaan dengan unsure upah dan sewa. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan keuntungan? Keuntungan atau laba adalah sejumlah nilai uang yang tersisa dari hasil penjualan barang atau jasa, sesudah biaya factor produksi seperti upah, bunga, dan sewa yang dibayarkan. Dengan demikian keuntungan atau laba adaah sisa yang secara otomatis menutup jumlah yang diperoleh dengan pendekatan arus pengahsilan atau biaya, agar sama dengan jumlah yang diproleh dengan pendekatan atau barang dan jasa. Sebagai rangkuman: produk nasional bruto atau GNP bias dihitung dengan dua cara, yaitu: (1) sebagai arus produk akhir, atau (2) sebagai total biaya atau penghasilan input yang diperlukan   untuk memproduksi output. Dengan pengertian bahwa laba merupakan  biaya sisa, maka kedua cara pendekatan akan menghasilkan angka GNP yang sama.
V.                 Dari GNP ke Kesejahteraan Ekonomi Neto (NEW)
Para pendukung system ekonomi dan sosial yang ada pada saat ini menyatakan bahwa kebebasan berusaha telah menciptakan tingkat pertumbuhan GNP riil tertinggi seoanjang ejarah keberadaan manusia. Namun mengandalkan pada GNP juga menimbulkan masalah-masalah tersendiri.
Banyak kritik yang mengatakan bahwa GNP terlalu menekankan segi materialism dan mendorong masyarakat untuk terus memproduksi barang-barang tak berguna. Seorang kritikus bahkan berkata, “jangan bicara kepada saya tentang barang-barang dan dolarmu atau GNPmu. Bagi saya, GNPmu itu sama artinya dengan Gross National Pollution (Polusi National Bruto)!”
Lalu bagaimana seharusnya? Tidakkah benar bahwa GNP juga meliputi bom-bom dan peluru kendali yang dibeli oleh pemerintah? Tidakkah saldo positif pendapatan nasional kita itu juga bersumber dari penebangan hutan-hutan tradisional redwoods yang tidak mungkin tumbuh lagi? Bukankah ilmu ekonomi itu cenderung mendoronh kita menomorsatukan kuantitas produk, kalau perlu dengan mengorbankan kualitas hidup kita sendiri?
Dalam beberapa tahun terakhir ini, para ekonom telah mencoba mengoreksi kelemahan angka GNP agar dapat mencerminkan produk-produk bermanfaat dari perekonomian secara lebih baik. Salah satu pendekatan yang dikembangkan untuk menciptakan ukuran produksi nasional yang penting adalah pendekatan kesejahteraan ekonomi neto (NEW: Net Economic Welfare). NEW didasarkan pada GNP, namun membuat dua perubahan besar.[8] Pertama NEW tidak memasukkan komponen-komponen GNP yang tidak berperan terhadap kesejahteraan hidup individu, kedua, beberapa barang konsumsi pokok yang dihilangkan dalam GNP dimasukkan dalam NEW.
Kesejahteraan ekonomi neto (NEW) adalah ukuran jumlah produksi nasional yang disesuaikan, di mana di dalamnya mencakup barang-barang konsumsi dan investasi yang menyumbang langsung kepada kesejahteraan perekonomian.
VI.              GNP Dalam Perspektif Islam
Satu hal yang membedakan system ekonomi Islam dengan system ekonomi lainnya adalah parameter falah. Falah adalah kesejahteraan hakiki, kesejahteraan yang sebenar-benarnya, di mana komponen-komponen rohaniah masuk ke dalam pengertian falah ini. Ekonomi Islam dalam arti sebuah system ekonomi (nidhom al-iqtishad) merupakan sebuah system yang dapat mengantarkan umat manusia kepada real welfare (falah), kesejahteraan yang sebenarnya. Memang benar bahwa semua system ekonomi baik yang sudah tidak eksis lagi dan telah terkubur oleh sejarah maupun yang saat ini sedang berada di puncak kejayaannya, bertukuan untuk mengantarkan kesejahteraan kepada para pemeluknya. Namun lebih sering kesejahteraan itu diwujudkan pada peningkatan GNP yang tinggi, yang kalau dibagi dengan jumlah penduduka akan menghasilkan per capita income yang tinggi. Jika hanya itu ukurannya, maka kapitalis modern akan mendapat angka maksimal. Akan tetapi pendapatan perkapita yang tinggi bukan satu-satunya komponen pokok yang menyusun kesejahteraan. Ia hanya merupakan necessary condition dalam isu kesejahteraan dan bukan sufficient condition. Al-falah dalam pengertian Islam mengacu kepada konsep Islam tentang manusia itu sendiri. Dalam Islam, esensi manusia ada pada rohaniahnya. Karena itu seluruh kegiatan duniawi termasuk dalam aspek ekonomi diarahkan tidak saja untuk memenuhi tuntutan fisik jasadiyah melainkan juga memenuhi kebutuhan rohani di mana roh merupakan esensi manusia.[9]
Konsep ekonomi kapitalis yang hanya mengukur kesejahteraan berdasarkan angka GNP, jelas akan mengabaikan aspek rohani umat berdasarkan GNP, jelas akan mengabaikan aspek rohani umat manusia. Pola dan proses pembangunan ekinomi diarahkan semata-mata untuk meningkatkan pendapatan perkapita. Ini akan mengarahkan manusia pada konsumsi fisik yang cenderung hedonis sehingga menghasilkan produk-produk yang di lempar ke pasaran tanpa mempertimbangkan dampak negativnya bagi aspek kehidupan lain. Seringkali barang-barang ini sebenarnya tidak perlu diproduksi berdasarkan kegunaan dan tingkat urgensinya, namun karena alasan-alasan ekonomi dan bisnis, barang-barang tersebut tetap dipasok ke pasaran. Kita lihat misalnya produk handphone HP. Kini orang membeli HP bukan hanya semata-mata untuk memudahkan komunikasi, tetapi justru untuk hal lain yang tidak berhubungan langsung dengan komunikasi. Akibatnya sudah dapat di duga, terjadilah misalokasi sumber daya alam yang cenderung melanggengkan ketidakadilan yang sangat mencolok.
VII.           Kesimpulan
GNP adalah nilai dari semua barang dan jasa yang diproduksi oleh factor-faktor produksi dalam negeri dalam satu periode waktu tersendiri.
Terdapat sejumlah seluk-beluk dan kompleksitas yang sangat halus dari perhitungan GNP: Barang-barang jadi dan nilai tambah, output masa kini, harga pasar, GNP dan produk domestic Bruno.
GNP nominal adalah nilai harga pasar dari total output barang jadi dan jasa yang diproduksi oleh factor-faktor produksi yang dimiliki dalam negeri.
GNP nyata adalah nilai dari output ekonomi yang dinilai berdasarkan harga patokan tahun dasar. Perbandingan GNP nyata, yang didasarkan atas sekumpulan harga yang sama untuk menilai output, memberikan ukuran yang lebih baik mengenai perubahan output fisik ketimbang perbandingan GNP nominal, yang juga mencerminkan inflasi.
Daftar Bacaan
Nordhaus. D William dan Samuelson A. Paul, Makro Ekonomi Edisi Ke-14, Erlangga, Jakarta, 1992.
Fischer Stanley dan Dornbusch Rudiger, Ekonomi Makro Edisi Kelima, Rineka Cipta, Jakarta,
Nasution Edwin Mustafa, Pengenalan Ekonomi Eksklusif: Ekonomi Islam, Kencana Prenada Group, Jakarta, 2006.

[1] GNP adalah nama yang diberikan kepada total nilai nominal barang-barang dan jasa yang dihaslkan suatu Negara selama satu tahun tertentu. Angka inilah yang akan anda peroleh jika anda menggunakan tolok ukur uang terhadap bermacam-macam barang dan jasa mulai dari buah apel sampai alat music kecapi, dari kapal perang sampai peralatan mesin yang dihasilkan suatu Negara dari sumber daya tanah, tenaga kerja, dan modal yang dimilikinya.
[2] Bagaimana dengan tepung yang langsung dibeli oleh setiap keluarga untuk membuat roti di rumah masing-masing. Ia dinilai sebagai kontribusi terhadap GNP karena ia mewakili nilai penjualan masa kini.
[3] Nilau output yang diukur berdasarkan factor produksi disebut sebagai pendapatan nasional.
[4] Data perhiitungan pendapatan nasional dilaporkan secara regular dalam Survey of Curent Bussines (SCB). Data historis tersedia pada edisi SCB bulan September; dalam Bussines Statistics, jurnal dwi-tahunan terbitan Departemen Perdagangan Amerika Serikat; dan pada Economic Report of The President, yang terbit setiap tahun. 
[5] Perubahan dari penggunaan harga-harga tahun 1972 kepada harga-harga tahun 1982 sebagai tahun dasar dalam menghitung GNP nyata telah dilakukan pada akhir tahun 1985. Pada tahun 1990, tahun dasar akan diubah menjadi tahun 1987.
[6] Contoh sederhana di atas hanya memperlihatkan pengeluaran konsumsi. Bila kita lengkapi analisis kita, GNP akan mencakup keseluruhan barang-barang dan jasa akhir, yaitu GNP merupakan konsumsi, investasi swasta, pengeluaran pemerintah untuk barang-barang dan jasa, dan ekspor neto keluar negeri.
[7] Bila kita beralih ke model lain di luar model sederhana ini (yang hanya memasukkan konsumsi ke dalam komponen GNP), kita harus memasukkan pembayaran transfer pemerintah dan pajak ke dalam perhitungan.
[8] Pembahasan mengenai NEW ini diambil dari naskah karangan William Nhdhanus dan James Tobin yang berjudul “Is Growth Obsolete?” dalam Fifieth Anniversary Colloquium V (Natioanl Bureau of Economic Research, Columbia University Press, New York, 1972). Konsep semula, Measure of Economic Welfare (MEW) kita ubah menjadi Net Economic Welfare (NEW) yang lebih informative. Perbaikan lebih lanjut telah dilakukan oleh ekonom Jepang (orang kesejahteraan neto) dan juga Robert Eisner, yang menaksir ukuran pendapatan dan produksi lebih besar, dalam suatu system penghitungan total pendapatan atau TISA (Total Incomes System Of Accounts) [ lihat Robert Eisner,” The Total Incomes System Of Accounts,” Survey of Current Bussines (Januari 1985a0, hal.24-28.
[9] Mannan, 1984

No comments:

Post a Comment