Thursday, April 3, 2014

Konsepsi Ilmu Budaya Dasar (IBD) Dalam Kesusastraan, Seni Rupa, Seni Musik, Agama, Filsafat Dan Keindahan


KONSEPSI IBD DALAM KESUSTRAAN, SENI RUPA, SENI MUSIK, DALAM AGAMA, FILSAFAT DAN KEINDAHAN                          
I.                    Pendahuluan
Manusia sebagai makhluk yang berpikir dibekali rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang mendorong untuk mengenal, memahami dan menjelaskan hal yang bersifat Alamiah, Sosial, dan Budaya serta manusia berusaha unntuk memecahkan masalah yang dihadapi. Dari dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami masalah menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan. Siapakah di antara kita yang yang tidak menyukai keindahan atau nilai-nilai yang estetika? Setiap manusia memiliki kecenderungan untuk menghadirkan keindahan dalam hidupnya. Itu dapat kita amati dalam kehidupan kita sehari-hari. Pakaian yang kita dapati, penataan interior dan eksterior rumah kita, tempat kerja kita, sampul buku ilmiah buku sastra dan lain-lain.
Berdasarkan sedikit pemahaman di atas, maka kami mencoba untuk membahas masalah tersebut dengan rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian keindahan?
2.      Apa perbedaan antara seni dan keindahan?
3.      Terbagi menjadi berapa sifat-sifat keindahan itu?
4.      Terbagi menjadi berapa teori-teori penciptaan seni?
5.      Apa yang dimaksud renungan?
6.      Apa yang dimaksud dengan keserasian?
7.      Apa yang dimksud dengan kehalusan?
II.                  Pengertian Keindahan
Keindahan berasal dari kata indah yang artinya bagus, permai, cantik, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni (meskipun tidak semua hasil seni indah), pemandangan alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga di lereng gunung), manusia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah (halaman, tataan, perabotan rumah tangga dan sebagainya), suara warna, dan sebagainya. Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama, yaitu abadi dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah, yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Oleh  karena itu tiruan lukisan Monalisa tidak indah karena dasarnya tidak benar. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, mode, kedaerahan atau lokal.
Keindahan bagi manusia merupakan sesuatu yang sangat penting,  yang menunjukan bahwa manusia itu memiliki perasaan yang halus, lembut, serta menghargai kualitas. Tingginya cita rasa artistik seseorang dalam meresapkan karya-karya yang indah, pada giliranya akan memberikan pengaruh positif terhadap sikap emosi dan sikap moralnya.
Memiliki apresisai terhadap seni berarti memiliki penghargaan, keakraban, dan kecintaan terhadap karya seni itu sendiri. Rasa dan sikap batin tersebut berangkat dari suatu kemampuan meresap dan menghayati keindahan serta kemampuan memahami makna yang terkandung di dalamnya. Menurut The Liang Gie, keindahan dibedakan menjadi tiga yaitu:
1.      Indah dalam arti luas
2.      Indah dalam arti estetika murni
3.      Indah dalam arti terbatas pada penglihatan
Keindahan dalam arti luas mengandung ide kebaikan. Plato menyebutnya sebagai watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik juga menyenangkan. Pengertian keindahan dalam arti estetik murni adalah pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan sesuatu yang diserapnya. Adapaun pengertian keindahan dalam arti terbatas adalah hanya benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan yaitu berupa keindahan bentuk dan warna.
Dari pembagian keindahan tersebut di atas, masih belum jelas apakah sesungguhnya keindahan itu. Ini memang persoalan filsafat yang jawabannya beragam. Salah satu jawaban ialah mencari cirri-ciri umum yang ada pada semua benda atau kualitas hakiki atau dengan pengertian keindahan. Jadi, keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualita pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kualita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity) , keseimbangan (balance), dan kebalikan (contrast).
Dari ciri itu dapat diambil kesimpulan bahwa keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah sekumpulan hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu.
III.                Perbedaan Antara Seni dan Keindahan
Hampir semua kesalahan kita mengenai konsepsi seni ditimbulkan oleh kekurangtepatan dalam penggunaan kata seni dan keindahan. Yang jelas bagi kita adalah bahwa kedua kata itu selalu salah dalam penggunaannya. Kita selalu menganggap bahwa semua yang indah itu adalah seni atau sebaliknya, bahwa semua seni itu indah dan yang tidak indah itu bukanlah seni. Identifikasi seni dan keindahan seperti ini adalah dasar dari segala kesukaran kita di dalam memberikan apresiasi kepada seni.
Seni tidak identik dengan keindahan. Dalam menghadapi sebuah karya seni, tidak hanya kategori keindahan yang bergetar dalam hati seorang penonton, melainkan kategori lainnya juga. Perasaan estetik hanya merupakan sebagian saja dari perasaan seni. Sebuah contoh yang sangat sederhana dapat menerangkan bahwa keselarasan tidak selalu merupakan satu-satunya pedoman untuk menimbulkan efek estetik, bahkan penyimpanan menambah efek estetik. Misalnya meja persegi, daun meja ditutup dengan taplak yang juga persegi, tetapi taplak itu tidak dipasang sedemikian rupa sehingga tepi taplak tidak selaras dengan daun meja, tetapi justru menyilang. Karena persilangan inilah efeknya justru lebih menarik dan enak untuk dipandang.   
IV.               Sifat-sifat Keindahan
Untuk mengatakan sesuatu itu indah atau tidak, berikut ini akan diungkapkan sifat keindahan. Atas dasar sifat ini, juga akan dikemukakan beberapa tanggapan mengenai keindahan.
1.      Keindahan itu kebenaran
Kebenaran artinya bukan tiruan. Oleh karena itu, tiruan lukisan Monalisa tidak indah karena dasarnya tidak benar. Mana indah, gadis cantik atau lukisan gadis cantik itu?
2.      Keindahan itu abadi
Abadi artinya tidak pernah dilupakan, tidak pernah hilang susut. John Keats menyatakan bahwa sesuatu yang indah adalah abadi, sedangkan yang tidak abadi adalah tidak indah.
3.      Keindahan mempunyai daya tarik
Daya tarik artinya memikat perhatian orang, menyenangkan, tidak membosankan. Bali menyenangkan orang, ia mempunyai daya tarik. Karena itu, dikatakan bahwa Bali itu indah. John Keats juga menyatakan bahwa sesuatu yang indah itu selain abadi, juga mempunyai daya tarik yang selalu bertambah.
4.      Keindahan itu wajar
Wajar artinya tidak berlebihan dan tidak pula kurang atau menurut apa adanya. Misalnya, foto berwarna yand dicetak lebih indah dari pada warna aslinya, justru tidak indah karena berlebihan.
5.      Keindahan itu kenikmatan
Kenikmatan artinya kesenangan yang memberikan kepuasan. Menonton film atau pertunjukan tari-tarian yang tidak menyenangkan dikatakan tidak indah. Apabila pencipta suatu karya seni memperoleh kenikmatan atau kepuasan apabila karyanya itu dikatakan indah.
6.      Keindahan itu kebiasaan
Kebiasaan itu artinya dilakukan berulang-ulang. Yang tidak biasa menjadi biasa karena dilakukan berulang-ulang. Yang tidak biasa tidak indah namun karena dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi biasa dan indah. Sesuatu yang tidak nikmat menjadi nikmat karena terbiasa misalnya merokok.
V.                 Teori-Teori Penciptaan Seni
Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori. Teori-teori itu adalah teori pengungkapan, metafisis, dan psikologik.
a.      Teori Pengungkapan
Menurut The Liang Gie teori pengungkapan merupakan teori yang berupa pengalaman, maka apa yang telah dialami itu dirunungkan, lalu diungkapkan dan hasil ungkapan itu adalah hasil seni.
b.      Teori Metafisik
The Liang Gie menjelaskan bahwa teori seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya tulisnya membahas estetik filsafat, konsepsi keindahan, dan teori seni.
c.       Teori Psikologis
Lebih lanjut The Liang Gie menguraikan bahwa teori-teori metafisik dari filsuf yang bergerak di atas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide-ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan karena terlampau abstrak dan spekulatif. Hal tersebut mendorong sebagian ahli estetika dalam abad modern untuk menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptaannya dengan mempergunkan metode-metode psikologis. Misalnya, berdasarkan psikoanalistis ditemukan bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan bahwa sadar seorang seniman, sedangkan karya seni merupakan bentuk terselubung atau perluasan yang diwujudkan dari keinginan itu.
VI.               Pengertian Renungan
Renungan berasal dari kata renung, merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil renungan.
Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu  kadar renungannya berbeda satu sama lain, sekalipun objek yang direnungkan sama. Apabila objek renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkannya itu tergantung kepada objek dan subjek. Renungan atau pemikiran yang dibahas dalam modul ini berhubungan dengan keindahan. Setiap hasil seni lahir dari hasil renungan. Tanpa di renungkan hasil seni tidak akan mencapai keindahan.
Renungan yang berhubungan dengan keindahan atau penciptaan keindahan didasarkan atas tiga macam teori, yaitu teori pengungkapan, metafisika dan psikologis.
VII.             Pengertian Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi, dengan kata dasarnya adalah rasi yang artinya cocok, sesuai, atau kena benar. Kata cocok mengandung pengertian perpaduan, ukuran, dan seimbang. Perpaduan misalnya, orang yang berpakaian serasi antara kulit dan warna pakaiannya. Orang hitam yang memakai warna hijau, tentu makin hitam. Warna hijau pantas dipakai orang berkulit kuning.
Keserasian identik dengan keindahan, sesuatu yang serasi tentu tampak indah. Oleh karena itu, sebagian ahli pikir berpendapat bahwa keindahan ialah sejumlah kulita pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kualita yang paling sering disebut kesatuan, keselarasan, dan perlawanan atau pertentangan.
Keserasian tidak ada hubungan dengan kemewahan. Sebab keserasian merupakan perpaduan antara warna, bentuk dan ukuran. Keserasian merupakan pertentangan antara nada-nada tinggi rendah, keras lembut dan panjang pendek. Kadang-kadang kemewahan bisa menunjang keserasian, tetapi hal itu tidak selalu terjadi.
VIII.           Pengertian Kehalusan
Kehalusan berasal dari kata halus, artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik, beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus, sopan dan beradab. Halus bagi manusia adalah sikap lembut dalam menghadapi orang lain. Lembut dalam kata-kata, lembut dalam roman muka, lembut dalam sikap anggota badan lainnya.
Lawannya ialah sikap kasar atau sikap yang emosional, sombong, kaku, atau bermusuhan.
Sikap halus atau lembut merupakan gambaran hati yang tulus serta cinta kasih terhadap sesama. Oleh sebab itu, orang yang bersikap halus atau lembut biasanya suka memperhatikan keperluan orang lain dan suka menolong orang lain.
Kehalusan dan kekasaran dapat terlihat dari gerak kaku, roman, muka, tutur bahasa. Anggota badan yang melahirkan sikap kehlusan itu ialah kaki, tangan, kepala, mulut, bibir, mata dan bahu.
Prinsip hidup kekeluargaan harus didasarkan kepada cinta kasih, keadilan, kejujuran, kesetiaan, ketertiban, kedisiplinan. Pergaulan yang didasarkan pada prinsip itu tentu akan melahirkan kehalusan dalam pergaulan. Sekurang-kurangnya ketentraman dan kesejahteraan.
Karya seni adalah hasil ciptaan manusia yang mempunyai nilai-nilai tertentu. Nilai itu antara lain indrawi, bentuk, dan pengetahuan. Nilai-nilai itu terwujud dalam bentuk lahir yang dapat dinikmati oleh indra kita (mata, telinga) sehingga memaksakan hati kita.
Hasil seni sangat berpengaruh terhadap jiwa dan pebuatan manusia. Banyak orang menangis karena seni (seni drama, film, seni suara), namun banyak juga orang yang melenggang-lenggang karena mendengarkan lagu-lagu yang tenang menghanyutkan. Itulah sebabnya bagi orang tua yang menginginkan anak-anaknya berperasaan halus, dianjurkan untuk memutar lagu-lagu klasik.
XI.        Kesimpulan
        Keindahan bersal dari kata indah berarti bagus, permai, cantik, molek dan sebagainya. Keindahan identik dengan kebenaran. Keduanya mempunyai nilai sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Segala sesuatu yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Selain itu, keindahan juga bersifat universal.
Definisi keindahan sangat luas. Oleh karena itu dalam estetika modern, orang lebih suka berbicara tentang seni dan estetika karena hal itu merupakan gejala konkret yang dapat ditelaah dengan pengalaman secara empirik dan penguraian sistematis.

No comments:

Post a Comment