Friday, April 18, 2014

Manajemen Jasa Pendidikan


KATA PENGANTAR

Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dikatakan bahwa ”Negara menjamin hak setiap warga negara untuk mendapatkan pengajaran”, penduduk indonesia kian hari kian meningkat, sarana atau fasilitas pendidikan harus di tambah, dan lapangan kerja juga harus dibuka. Berdasarkan hal tersebut di ataas maka penulis berrencana untuk mendirikan fasilitas pendidikan yaitu gedung sekolah yang akan digunakan sebagai sarana atau fasilitas belajar anak-anak setingkat menengah. Namun segala sesuatu yang berhubungan dengan manajemen harus direncanakan dengan matang agar proses pembangunan dan pendiriannya berjalan dengan lancar.
Makalah ini dimaksudkan sebagai bahan presentase pembangunan fasilitas sekolah sebagai salah satu jasa pendidikan yang penulis rencanakan untuk dibangun. Dalam rencana ini, penulis berusaha untuk membangun SMP Swasta yang mudah-mudahan dapat terrealisasi dengan baik.
Penulis menyadari bahwa pembahasan makalah ini masih kurang dari kesempurnaan namun karena kurangnya pemahaman dari penulis, maka seperti inilah makalah yang dapat penulis ciptakan. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dalam rangka perbaikan penulisan makalah berikutnya dan kelancaran proyek pembangunan fasilitas sekolah yang direncanakan.
Akhirnya terimakasih atas perhatian semua pihak dan mohon maaf atas segala kekurangan, semoga makalah yang sangat sederhana ini mampu turut serta menambah wawasan keilmuan kita semua, Amin.

Samarinda, 24 Mei 2008
penulis

Lesi Suryani

BAB I
PENDAHULUAN

Ada tiga hal yang membuat sebuah bangsa menjadi besar dan makmur, yakni tanah yang subur, kerja keras, dan sumber daya manusia yang baik. Tanah yang subur mampu menjadikan bangsa tidak bergantung kepada Luar Negeri dari segi pangan, kerja keras masyarakat membuat kita tidak bergantung dari orang lain. Namun untuk mewujudkan semua itu perlu adanya manusia-manusia yang berkompeten di bidang-bidang yang dibutuhkan, akan menjadi sesuatu hal yang sulit dicapai jika kita memiliki cita-cita namun kita tidak mengetahui cara atau tekhnik untuk mencapai cita-cita tersebut.
Waktu terus berjalan dan manusia terus bertambah, walaupun pemerintah telah menerapkan sistem Keluarga Berencana (KB) untuk menekan pertumbuhan penduduk, akan tetapi pertumbuhan akan terus berjalan, karena pada realitanya, pertumbuhan penduduk semakin meningkat terbukti dengan lebih banyaknya angka kelahiran dibanding angka kematian pertahun. Agar dunia dan bangsa ini dihuni oleh orang atau manusia-manusia dengan sumber daya yang baik dan intelektual, maka kita sebagai manusia yang sadar akan problema dan prospek ini harus segera berbenah dan cepat tanggap dalam memanfaatkan peluang usaha yang ada.
Seiring bertambahnya manusia maka sarana dan fasilitas pendidikan juga akan semakin dibutuhkan, rasionalisasinya adalah, apabila manusia bertambah otomatis gedung sekolah harus diperbanyak untuk menampung masyarakat yang akan meningkatkan sumber dayanya dan semakin lama, dunia ini akan semakin modern maka masyarakat juga akan semakin modern yang kemudian manusia akan semakin berlomba-lomba untuk meningkatkan sumber daya manusianya.
Lembaga pendidikan saat inipun sudah semakin banyak namun gedung sekolah yang disiapkan juga semakin penuh sesak oleh bertambahnya masyarakat yang ingin sekolah. Akan tetapi banyak dari sekolah-sekolah swasta yang bahkan mengalami kebangkrutan karena tidak mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lain yang semakin berlomba meningkatkan kwalitasnya agar terus eksist dalam menciptakan manusia-manusia intelektual.

BAB II
PEMBAHASAN
1.      PERENCANAAN (PLANNING)
Seperti diketahui bahwa fungsi manajemen oleh para ahli manajemen dibagi atas beberapa jenis. Ada membaginya empat jenis, lima jenis, bahkan ada yang sampai tujua jenis. Tapi dalam pembahasan ini saya hanya mengambil empat jenis sesuai persepsi George R. Terry, Beliau mengatakan dalam Principle Of Mangement membagi fungsi manajemen di dalam Perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pengerakkan (Actuating) dan pengawasan / Evaluasi (Controlling).
Perencanaan adalah kegiatan pertama yang harus dilakukan dalam administrasi. Rencana merupakan serangkaian keputusan sebagai pedoman pelaksanan kegiatan di masa yang akan datang. Rencana yang baik hendaknya diarahkan kepada tujuan. Rencana secara jelas mengemukakan:
1.      Apa yang akan dicapai
2.      Mengapa hal itu perlu dikakukan
3.      Bagaimana akan dilaksanakan
4.      Kapan akan dilaksanakan
5.      Siapa yang akan melaksanakan
6.      Mengadakan penilaian
7.      Kemungkinan-kemungkinan apa yang dapat mempengaruhi pelaksanan dan kegiatan mengadakan penyesuaian dan perubahan rencana.
Dalam membuat rumusan rencana, kita selalu dihadapkan dengan menganalisasituasi yang berkaitan dengan sesuatu yang akan dibuat, maka rencana sering disebut dengan strategi yang dalam aktualisasinya, lingkungan sering berubah atau berbeda dengan rencana yang telah dirumuskan tersebut, penerapan strategi atau rencana ini sering disebut taktik atau tekhnik karena konsep strategi atau rencana disesuaikan dengan lingkungan tempat strategi itu diterapkan.
Dalam pembuatan sekolah, dalam hal ini sekolah swasta yang pertama dilakukan adalah pembuatan Yayasan yang akan menaungi sekolah tersebut agar nanti staff sekolah tidak perlu lagi terjebak dengan administrasi yang sifatnya manajemen keorgainasian secara luas. Setelah pembuatan yayasan kemudian dibentuklah panitia pembangunan yang akan melaksakan pembangunan sekolah mulai dari lokasi atau tempat sekolah tersebut didirikan, gedung, sampai pendanaan awal sekolah tersebut. Dalam melakukan pekerjaannya, panitia terdiri dari sebagian pihak yayasan agar koordinasi dengan yayasan tetap terbangun.
A.     Pendirian Yayasan Yang Menaungi
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa dalam membangun sekolah swasta hal pertama adalah mendirikan yayasan yang akan bekerja melakukan segala aktifitas perealisasian sekolah yang direncanakan untuk dibangun. Pendirian Yayasan ini tidak serta merta memuat pembangunan sekolah sebagai tujuan utamanya, akan lebih mudah jika dalam tujuan pendirian Yayasan dibuat bahwa berkiprah dalam dunia pendidikan secara umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa agar gerakan Yayasan bisa merambah kedunia pendidikan yang lebih luas. Salah satu contoh tujuan yayasan yang kemudian disepakati dalam proyek ini (anggaplah begitu) adalah: Mewujudkan masyarakat yang berilmu, berkeadilan, beradab dan berwawasan luas dalam kerangka kelembagaan kemasyarakatan yang mantap.
Maksud dari Tujuan pendirian Yayasan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.      Mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan tahan uji
2.      Mengembangkan sistem kelembagaan masyarakat yang kuat dan demokratis
3.      Membangun kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi, budaya dan spiritual
4.      Membangun lembaga pendidikan sebagai sarana penciptaan masyarakat yang intelektual dan berwawasan luas
5.      Membangun jaringan komunikasi dan informasi untuk menndukung penyelenggaraan kelembagaan masyarakat dan peningkatan kualitas sumber daya manusia
Untuk mencapai tujuan tersebut maka Yayasan harus melakukan usaha-usaha yang kemudian didesain dalam bentuk kegiatan, antara lain:
1.      Melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan pengembangan kelembagaan dan sumber daya manusia
2.      Mengadakan penelitian dan pengkajian yang berhubungan dengan potensi dan pengembangan kelembagaan dan sumber daya manusia
3.      Memberikan layanan konseling dan turut serta melakukan upaya pemecahan terhadap masalah-masalah sosial yang berkaitan dengan masyarakat
4.      Mendirikan sekolah-sekolah permanen sebagai sarana pendidikan masyarakat untuk memeprsiapkan diri dalam menghadapi tantang masa depan.
5.      Menyebarluaskan informasi dan kampanye yang bertujuan uintuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Semua usaha-usaha yang tersebut di atas dimaksudkan dalam arti yang seluas-luasnya dan dapat diaktualisasikan ke dalam event-event kegiatan dan proyek jangka pendek, menengah atau jangka panjang.
Sesuai hasil penjabaran tujuan pendirian yayasan di atas maka pembangunan fasilitas sekolah termasuk kedalam salah satu usaha dari sekian banyak usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Seperti yang telah dijelaskan di awal makalah bahwa usaha-usaha yayasan sengaja dibuat umum agar kegiatan yayasan bisa lebih luas, tidak hanya terbatas pembangunan fasilitas sekolah saja, mungkin bisa dengan membuka lembaga pelatihan atau mengadakan pelatihan-pelatihan atau seminar, membangun koperasi, ormas, perpustakaan, gedung ibadah, rumah sakit, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan sosial kemasyarakatn.
Tahapan-tahapan pendirian yayasan berawal dari pertemuan tiga orang atau lebih yang memiliki tujuan sama dan berkomitmen untuk bekerja dan siap berkorban waktu, materi, perasaan dan sebaginya untuk mencapai tujuan tersebut yang dilanjutkan dengan merekrut orang lain agar ikut bergabung menjadi anggota yayasan, setelah itu kemudian menyusun struktur kepengurusan yayasan lalu memposisikan anggota ke dalam struktur tersebut. Dalam merekrut anggota harus diupayakan agar mendapat orang-orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi dan mau bekerjsama tanpa mengharapkan imbalan secepatnya karena perlu diketahui bahwa tahapan awal pendirian yayasan sampai kepada pembangunan fasilitas sekolah, pihak yayasan dan panitia pembangunan belum mendapatkan gaji, terkecuali tukang yang mengerjakan secara tekhnik.
Setelah komposisi kepengurusan yayasan terisi dan siap untuk bekerja sesuai dengan yang diharapkan maka tahapan selanjutnya adalah mengusahakan agar yayasan yang telaah didirikan mempunyai kekuatan dimata hukum, yaitu dengan cara dibuatkan AKTA NOTARIS yang mewakili pemerintah dalam pembuatan surat-surat yang menyatakan bahwa suatu organisasi apapun sifatnya diakui oleh Negara. Dalam Negara Indonesia, suatu organisasi dinyatakan diakui dengan syarat minimal memiliki kepengurusan yang terdiri dari Ketua, Sekretaris Bendahara dan mendapat AKTA NOTARIS dari petugas pembuat AKTA, keperluan lain AKTA ini adalah dapaat memudahkan yayasan dalam mengurus bantuan dana proyeksi dari pemerintah.
 B.     Pembentukan Panitia
Tahapan selanjutnya setelah pendirian yayasan adalah membentuk panitia pembangunan gedung atau fasilitas sekolah yang dimaksudkan di atas. Dalam pembentukan panitia pembangunan sekoolah, yayasan dapat bekerjasama dengan yayasan lain yang memiliki tujuan yang sama tapi jika yayasan kita mampu mejalaankannya tanpa kerjasama dengan yayasan lain maka akan lebih baik karena segala sesuatu yang berhubungan dengan kosekwensi pendirian dan pengelolaan ditanggung dan diterima sendiri oleh yayasan yang kita bangun tadi.
Dalam pembahasan ini saya ambil panitia pembangunan sekolah yang dipegang oleh satu yayasan tanpa bekerjasama dengan yayasan lain daalam kepanitiannya. Komposisi panitia secara keseluruhan terdiri dari anggota Yayasan yang telah terbentuk, oleh karena itu dalam pendirian Yayasan sebelum di AKTA NOTARIS-kan perlu ditetapkan terlebih dahulu komponen kepengurusan Yayasan yang didirikan setelah merekrut anggota yayasan.
Panitia yang dibentuk sifatnya non permanen atau sementara, setelah pekerjaan proyek pambangunan sekolah selesai dan aktifitas memasuki tahapan kerja administarsi sekolah maka segala pekerjaan diserahkan kepada pihak yang menangani sekolah tersebut yang dikepalai oleh kepala sekolah, otomatis pekerjaan panitia pembangunan telah selesai oleh karena itu harus dibubarkan dan bisa dibentuk lagi jika ada proyek yang menyusul.
Untuk memudahkan kinerjanya maka panitia yang dibentuk harus memiliki komposisi kepengurusan agar masing-masing anggota panitia dapat bekerja sesuai dengan tugas yang diserahkan. Sebuah kepanitiaan dapat terdiri: Dewan Pembina, Dewan Pengawas, Dewan Pengarah, dan Panitia Pelaksana. Secara lengkapnya, berikut struktur organisasi yang dimaksud:
C.   Pendanaan
Pencarian dana untuk kepeluan pembangunan fasilitas sekolah ini dapat bersumber dari dana pribadi, dana sumbangan, donor dari pemilik uang yang selanjutnya disebut penanam saham, dana dari pemerintah atau ke empat-empatnya. Namun aktualisasi nanti, penanam saham akan menjadi pengurus yayasan atau sekolah yang dibangun.
Untuk memecahkan masalah minimnya dana jika terjadi demikian maka yang akan bekerja adalah pengurus yayasan dengan cara pembuatan proposal pembangunan fasilitas sekolah yang meliputi: deskripsi pemikiran pendirian yayasan, kerangka historis, platform lembaga, visi dan misi serta tujuan,sekretariat, bentuk kegiatan atau usaha-usaha, kepengurusan, fasilitas yang dimiliki, profil kagiatan, dan latar belakang pembangunan fasilitas sekolah. Setelah yayasan mendapatkan dana awal maka pencarian dana tambahan akan dilanjutkan oleh panitia pelaksana pembangunan.
 D.   Lokasi
Pemilihan tempat pembangunan fasilitas sangat penting mengingat banyak kendala yang akan dihadapi jika salah dalam menentukan lokasi gedung yang akan dibangun. Kita dihadapkn dengan AMDAL, kondisi masyarakat, kondisi geografis, lingkungan, dan masih banyak lagi kendala yang akan ditemui. Penentuan lokasi haruslah secara hati-hati dan terkadang dalam menentukan lokasi ini memakan banyak waktu yang bervariasi pada setiap proyek yang berbeda, ada yang bertahun-tahun dan ada juga yang cepat. Yang perlu menjadi perhatian adalah mengenai hal-hal yang akan terjadi setelah gedung yang direncanakan untuk dibangun sudah dapat dipergunakan.
 E.    Pembangunan Gedung
Setelah lokasi sudah ditentukan dan pendanaan telah mencukupi maka fasilitas sekolah sudah siap untuk dibangun. Pembangunan ini meliputi pembangunan fisik sekolah sampai penataan ruang lingkup sekolah. Sampai tahapan ini, secara tekhnik pembangunan fasilitas sekolah masih dalam kendali penuh oleh panitia pelaksana. Sudah menjadi hal klasic bahwa setiap pembangunan gedung sering terjadi pembengkakan biaya dari yang disiapkan sebelumnya, maka dalam hal ini panitia pelaksana dan pihak yayasan dituntut ekstra dalam mencari solusi pendanaan guna suksesnya pembangunan fasilitas sekolah yang dimaksudkan tersebut.

F.     Pemantapan
Sebelum fasilitas sekolah menerima murid baru untuk dididik akan lebih penting jika diadakan pemantauan kelapangan guna mengecek kondisi sekolah, dikhawatirkan jika sudah menerima siswa baru ternyata gedung sekolah belum siap digunakan untuk tempat berlangsungnya proses belajar-mengajar.
Hal lain yang perlu dipantau adalah mengenai pendanaan, apabila dana telah habis atau menipis akibat digunakan dalam pembangunan gedung maka untuk menerima siswa baru akan terhambat karena sebagai sekolah yang baru notabene harus diadkan sosialisasi kemasyarakat, panggajian staff yang baru dan biaya adminitasi yang lain sebagai kegiatan awal untuk pengguanaan fasilitas tersebut.
Namun jika seluruh komponen yang dimaksud di atas telah seluruhnya siap maka berarti fasilitas sekolah sudah dapat digunakan dan panitia pelaksana pembangunan sudah dapat dibubarkan yang proses selanjutnya diserahkan kepada pihak yayasan dan pihak yayasan dapat membuat panitia yang baru yang bertugas untuk menerima calon staff sekolah dan calon siswa yang akan melangsungkan proses belajar-mengajar.
 2.      PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)
Sebenarnya pengorganisasian dalam makalah ini telah terjadi pada saat pendirian yayasan sampai kepanitian. Namun dalam makalah ini, penulis menggaris bawahi pembahasan pengorganisasian khusus pada pengelolaan fasilitas sekolah dan kita kesampingkan yayasan karena makalah ini penulis khusus membahas tentang manajemen jasa fasilitas sekolah.
Di dalam organisasi, setiap anggota atau staff harus mengetahui peran dan paranan apa yang ia duduki di dalam kerjasama tersebut. Ia harus mawas diri sejauh mana kemampuan yang dimiliki baik pengetahuan maupun keterampilan. Apa dan di mana kedudukan yang diemban dalam organisasi.
Pengorganisasian (Organizing) proses dalam manajemen yang berupa pengawasan-pengawasan dan penugasan, hal ini disebabkan pembagian kerja, secara vertikal maupun secara horizontal. Tetapi kesmua itu tidak terlepas dari prosedur, proses dan tujuan yang hendak dicapai dalam rangka kerjasama. Pembagan tugas dan pekerjaan merupakan asar dari organisasi, sesuai dengan struktur yang telah ditetapkan yang nantinya setiap staff memelihara hubungan baik antara fungsi-fungsi, faktor-faktyor fisik dan tenaga yang ada.
Dalam organisasi diperlukan hubungan kerja sesuai dengan pembagian kerja dengan segala tanggung jawab dan pertanggung jawaban. Kekuasaan dan tanggung jawab harus menyatu dalam diri setiap orang yang menduduki sebuah jabatan. Kekuasaan dan tanggung jawab ibarat dua sisi mata uang karena kekuasaan tanpa tanggung jawab adalah sewenang-wenang dan tanggung jawab tanpa kakuasaan tidak berarti sama sekali.
 A.    Program Kerja
Program kerja dimaksudkan sebagai penjabaran tujuan gedung sekolah didirikan sampai strategi-strategi yang diterapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Program kerja berfungsi sebagai pedoman kerja organisasi dalam usahanya mencapai tujuan yang dicita-citakan.
Pembahasan program kerja dilakukan sebelum memulai pekerjaan karena mampu memberikan gambaran umum mengenai hal-hal yang harus dikerjakan agar semua staff dapat dapat fokus pada tujuannya. Sebagai jasa pendidikan atau pengembangan sumber daya manusia, maka program kerja dikhususkan kepada hal-hal yang berkaitan dengan tehnik dan sistem pendidikan. Pembahasan program kerja diserahkan kepada pihak yayasan yang menaungi sekolah yang telah dibangun dengan dibantu oleh orang yang berkompeten dalam dunia pendidikan, mungkin dari dinas pendidikan atau orang yang ahli mengenai pendidikan
 B.     Perekrutan Staff
Tahapan selanjutnya adalah perekrutan staff yang akan bekerja dalam sekolah yang dibangun. Dalam perekrutan ini, yayasan akan mempertimbangkan latar belakang pendidikan dan keterampilan serta pengalaman calon staff yang akan diterima.
Staff yang akan disiapkan oleh pihak swasta berupa: kepala sekolah, staff administrasi, staff pengajar, security, dan petugas kebersihan. Dalam perekrutan staff tersebut, pihak yayasan tentu harus mengutamakan komponen pengurus yayasan dan pihak yang terlibat dari awal pendiriannya dengan mempertimbangkan keterampilan dan latar belakang pendidikan masing-masing.
.C.    Pembuatan Struktur Organisasi
Organisasi adalah pengelompokan manusia untuk bekerjasama dalam rangka mencapai tujuan. Tanpa memandang ukuran dan bentuknya, setiap komponen organisasi harus tunduk pada suatu pengendalian menyeluruh dan tanggung jawab pengambilan keputusan pada setiap tingkat manajemen.
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa struktur organisasi mempunyai tujuan bersama yang dilakukan oleh anggota kelompok. Besar kecilnya organisasi merupakan faktor yang penting untuk menentukan jumlah manajemen yang diperlukan. Ini akan berbeda-beda dari unit operasi tunggal yang dimanajemeni oleh pemiliknya dengan dibentuk oleh kelompok kecil yang setia.
Organisasi sebagai kerangka saja tidaklah cukup untuk melingkupi arti organisasi. Oleh karena itu, organisasi juga diartikan sebagai proses yang akan menentukan aktivitas-aktivitas apa yang akan dilakukan guna pencapaian suatu tujuan dan rencana dengan membagi-bagi dan mengelompokkan staff-staff kedalam satuan-satuan tugas, Serta penetuan hubungan wewenang antara orang-orang yang melakukan tugas dengan komunikasi yang jelas juga akan menghindari timpang tindih tugas antar staff.
Mengingat hal tersebut maka sangat penting untuk membuat struktur organisasi sebelum memulai segala aktifitas kelembagaan. Struktur organisasi yang dimaksud disini mencakup hubungan antar staff dalam lingkup sekolah dan hubungan antara sekolah dengan yayasan yang menaunginya.
Berikut struktur organisassinya:
D.      Penempatan Staff
Setelah struktur organisasi terbentuk dan tenaga atau staff sudah tersedia, maka saatnyalah untuk menempatkan orang-orang yang sudah direkrut untuk diposisikan sesuai dengan hasil wawancara dengan pihak panitia penerimaan staff.
Penempatan staff sama pentingnya dengan struktur organisasi, jika struktur organisasi adalah kerangka maka orang yang mengisi struktur tersebut adalah nyawa atau roh dari struktur tersebut. Karena struktur bukanlah apa-apa tanpa orang yang bergerak sesuai dengan struktur yang ada.
E.     Pendaftaran Calon Siswa
Sampai tahapan ini, komponen organisasi sudah tersedia dengaan bentuk yang diharapkan, berarti bahwa proses belajar mengajar telah siap dilaksanakan. Maka tindakan selanjutnya adalah membuka penerimaan siswa baru yang di awali dengan sosialisasi kemasyarakat mengenai sekolah baru ini. Sosialisai dapat dilakukan dengan cara: membuat selebaran atau brosur, spanduk, baliho, iklan media cetak dan elektronik, kampanye, dan sosialisasi dari mulut ke mulut. Pada tahap sosialisasi ini, semua komponen terlibat langsung, baik pihak sekolah, penanam saham, maupun yayasan yang menaungi tapi penanggung jawab penuh diserahkan kepada pihak sekolah yakni panitia yang sengaja dibentuk untuk menerima siswa baru.
Akan sangat bagus jika tahap sosialisai tentang sekolah baru ini bertepatan dengan pertengan semester akhir atau di awal semester akhir karena jika tahap sosialisasi berlangsung pada akhir semester akhir  maka proses sosialisasi di aggap terlambat karena waktu sosialisasi sedikit. Penerimaan siswa baru harus dibuat dengan sistem ujuai atau test walaupun pada aktualisasi di administrasi tidak begitu diperketat untuk tahapan awal dan selanjutnya di buat lebih intelektual.
Apabila proses penerimaan siswa baru telah usai maka proses belajar-mengajar telah dimulai dan ini akan berjalan statis. Maka hal yang perlu dilakukan kemudian adalah mengawasi dan mengevaluasi secara berkesinambungan.
 3.      PENGAWASAN (CONTROLLING)
Pengawasan didasarkan atas fungsi, bukan didasarkan atas kekuatan. Mungkin suatu waktu pengawasan berhasil bila dilakukan dengan adanya kekuatan, tetapi jika kekuatan lemah, maka pengawasan tidaklah berarti. Jadi pengawasan tergantung pada sistem tertentu.
Pengawasan merupakan kegiatan pokok dari manajemen agar segala pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana dan ketentuan yang telah digariskan. pengawasan harus dilakukan secara sistematis dan terus menerus. Sesuatu masalah dapat dipecahkan dan pemecahannya tersebut akan menimbulkan masalah baru lagi, demikian pula dengan pengawasan. Berbagai tindakan telah dilakukan tetapi tanpa dilakukan pengawasan lanjutan akan menimbulkan tendensi penyimpangan baru. Pada organisasia yang bergerak dibidang jasa pendidikan yang penulis maksudkan ini, pengawasan dilakukan oleh pihak yayasan terhadap fasilitas sekolah sampai kepada kinerja komponen yang mengelola sekolah yang dimaksud.
Untuk memudahkan pengawasan mengenai kinerja organisasi sekolah maka harus ada pelaporan-pelaporan dari pihak sekolah kepada pihak yayasan sebagai pengawas, laporan-laporan yang disampaikan adalah mulai dari segala sesuatu yang berhubungan dengan aktifitas belajar-mengajar sampai kepada manajemen, administrasi, keuangan dan kinerja staff serta kendala-kendala yang dihadapi dilapangan.
Laporan-Laporan
Laporan-laporan dapat dilakukan setiap minggu, setiap bulan, atau setiap tahun. Namun akan lebih baik jika laporan mengenai kondisi sekolah, interaksi antar staff dan dilakukan setiap minggu, sementara laporan mengenai adminstrasi, keuangan, dan kondisi siswa serta kenyaman atau kendala-kendalanya dilakukan setiap bulan, khusus untuk manajemen, program kerja dan realisasinya, dan kinerja staff mulai dari pimpinan sampai staff terendah dilakukan setiap tahun. Namun hal ini cukup djadikan acuan proses saja karena akan lebih baik jika pelaporan dilakukan secepatnya saaat ada permasalahan agar permasalahan yang ada tidak menjadi besar karena lambat diatasi.
Pengawasan terhadap pekerjaan dapat berupa bagan-bagan, formulir-formulir, nota-nota, catatan-catatan, laporan-laporan, kunjungan-kunjungan, apakah semua itu sesuai atau tidak dengan norma, kaedah, ketentuan, ukuran, timbangan atau kriteria sebagai tolok ukur. Dari hasil pengawasan tersebut akan dapat diambil suatu penilaian atau evaluasi.
 4.      EVALUASI (EVALUATION)
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui sampai dimana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai, kegiatan mana yang belum diselesaikan atau yang sedang dalam proses penyelesaian dan kendala-kendala apa yang dihadapi serta merumuskan strategi untuk mengantisipasi kesalahan-kesalahan yang terjadi. Kegiatan evaluasi ini meliputi, antara lain:
a.        Mempelajari perkambangan usaha atau kegiatn secara terus-menerus dengan cara-cara pemantauan (pengawasan), sehingga dapat diketahui dengan segera segala sesuatu faktor yang menghambat dan faktor-faktor pendukung dalam kegiatan tersebut.
b.       Mengadakan pengukuran tingkat keberhasilan suatu kegiatan sesuai dengan program-program tertentu.
c.        Mengadakan berbagai usaha untuk memecahkan hambatan-hambatan yang timbul demi kelancaran kegiatan yang dijalani.
Ada ungkapan bahwa evaluasi tidak berarti mencari-cari kesalahan, tetapi memperbaiki bila diteruskan kesalahan. Ibarat seorang dokter, ia harus mengetahui dulu penyakit pasiennya baru kemudian ia mampu untuk memberikan obat agar si pasien dapat cepat sembuh dari penyakitnya. Begitu pula perusahaan atau organisasi yang bergerak dibidang jasa sekalipun, harus mengetahui permasalahan yang ada baru bisa mencarikan solusi yang akan diambil guan menyelesaikan masalah tersebut.
Sifat perbaikan dapat dalam bentuk pengarahan, bimbingan, petunjuk dan lain-lain. Begitu juga evaluasi, ia bersifat dimensional, artinya bukan saja melihat kebelakang mengevaluasi apa yang sedang terjadi. Tetapi juga perkiraan-perkiraan tentang apa yang akan terjadi di masa depan.
Setiap permasalahan yang ditemukan dilapangan akan dibahas dalam rapat-rapat yang ditentukan dan disesuaikan dengan waktu luang. Rapat-rapat yang dimaksud adalah rapat harian yaitu satu kalidalam satu minggu, rapat bulanan yaitu rapat diadakan satu kali dalam satu bulan, rapat tahunan yaitu rapat yang diadakan sekali setip tahun. Berarti dalam satu  bulan ada 4 kali rapat harian, dalam satu tahun ada 12 kali rapat bulanan dan satu kali rapat tahunan. Rapat harian membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan sehari-hari, rapat bulanan membahas tentang perjalanan organisasi selama satu bulan dan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi olah organisasi secara menyeluruh sementara rapat tahunan membahas tantang realisasi program kerja yang telah ditentukan, membahas tentang startegi-strategi yang akan diterapkan guna tercapainya tujuan organisasi dan membuat program kerja yang baru yang disesuaikan dengn kondisi lingkungan yang sering berubah-ubah.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Demikianlah makalah Manajemen Jasa Pendidikan ini saya buat untuk menjadi acuan saya dalam mendirikan sebuah usaha jasa bidang pendidikan. Setelah saya selesai menulis makalah ini, saya berkesimpulan bahwa ternyata suatu kegiatan organisasi adalah bagaimana kita menerapkan manajemen dengan fungsi-fungsinya, dan segala kegiatan akan sukses jika dijalankan dengan manajemen yang bagus dan trrencana. Sesuatu hal yang diinginkan akan dapat dicapai apabila dilakukan dengan rencana dan strategi yang mantap dan tentunya dengan semangat serta loyalitas dan konsisten terhadap keinginanan untuk mencapainya.
Suatu rencana adalah skema kegiatan, atrategi, atau cara untuk melakukan kegiatan atau berusaha  mencapai tujuan tertentu. Sebagai salah satu fungsi manajemen, rencana sangat brepengaruh terhadap sukses tidaknya sebuah kegiatan yang memerlukan manajemen. Oleh karena itu manajemen akan berjalan dengan baik apabila kegiatan dilakukan dengan betul-betul terrencana.
Dalam menggerakkan organisasi, manjemen adalah penggerak utama dengan berbagai fungsiny, namun fungsi manajemen bukan hanya sebatas perencanaan saja lebih dari itu juga termasuk pengorganisasian, penggerakkan, pengawasan, dan evaluasi, seluruh fungsi manajemen tersebut akan penulis jadikan sebagai alat manajemen dalam rangka pencapaian tujuan ini.

DAFTAR BACAAN
Firman B. Aji dan S. Martin Sirait.”Perencanaan dan Evaluasi (Suatu Sistem Untuk Proyek Pembangunan)” Jakarta: Bina Aksara, 1982
Hughes, Chris & Praty R. Dean, ”Manajemen Produksi dan Operasi” Semarang: Penerbit Dahara Prize, 1996
Nasution, H.M.N. ”Manajemen Jasa Transportasi”  Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996
Widjaya A.W. ”Perencanaan Sebagai Fungsi Manajemen” Jakarta: Penerbit PT Bina Aksara, 1987

No comments:

Post a Comment